Info Bali

Sabtu, 19 November 2011

Bandara di bali

bali_airport1
Bandar Udara Ngurah Rai dibangun pada tahun 1931 dengan landasan dari rumput ditengah ladang dan pekuburan di desa Tuban. Kemudian pada tahun 1941 – 1947 diadakan perbaikan   dan perpanjangan landasan menjadi 45 M x 1600 M dan diberi nama PELABUHAN UDARA TUBAN karena berlokasi di desa Tuban.
Pada tahun 1949 mulai dibangun gedung terminal dan  fasilitas penerbangan lainnya. Sedangkan pelayanan penerbangan internasional di mulai sejak tahun 1959 dan pengakuan dari ICAO (International Civil Aviation Organitation) baru didapat pada tahun 1963. Dari tahun 1965 sampai dengan tahun 1969 dilaksanakan pembangunan Gedung Terminal Internasional serta perpanjangan landasan pacu sehingga menjadi 45 M x 2.700 M dengan cara mengurug laut sampai sejauh sekitar 1000 meter.
Penyelesaian pekerjaan ini ditandai dengan sebuah acara peresmian pada tanggal 1 Agustus 1969 oleh Presiden Soeharto dan sekaligus merubah nama Pelabuhan Udara Tuban menjadi PELABUHAN UDARA INTERNASIONAL NGURAH RAI – BALI. Untuk mengantisaipasi lonjakan penumpang dan cargo maka pada tahun 1975 sampai dengan tahun 1978 kembali dibangun gedung Terminal Internasional baru. Sedangkan Terminal Internasional lama diubah menjadi Terminal Domestik dan Terminal Domestik lama digunakan  sebagai Gedung Cargo dan Gedung Catering.
Pada tanggal 1 Oktober 1980 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.26 tahun 1980, pengelolaan Pelabuhan Udara Internasional Ngurah Rai dialihkan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada PERUM ANGKASA PURA. Sejak saat itu fasilitas Pelabuhan Udara (Apron, gedung terminal, dan lain-lain) tahap demi tahap dikembangkan oleh PERUM ANGKASA PURA,  yang pada tahun 1986 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1986 berubah nama menjadi PERUM ANGKASA PURA I. Sedangkan istilah Pelabuhan Udara diubah menjadi BANDAR UDARA berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No.213/HK.207/Phb-85 pada tanggal 1 September 1985.
Pulau Bali dengan daya tarik pariwisatanya yang luar biasa kembali menuntut pengembangan fasilitas Bandara. Proyek Pengembangan Bandar Udara Ngurah Rai Tahap I dilaksanakan sejak tanggal 1 Oktober 1989 sampai dengan 31 Agustus 1992 yang meliputi pekerjaan-pekerjaan perpanjangan landasan-pacu menjadi 3.000 M, relokasi taxiway, perluasan apron, pengembangan Gedung Terminal Penumpang dan Cargo serta pengembangan fasilitas navigasi udara dan fasilitas  catu bahan bakar pesawat udara. Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No.5 tahun 1992 maka Perum Angkasa Pura I dialihkan bentuknya menjadi PT. (Persero) ANGKASA PURA I. Aktivitas usaha dilakukan   di Bandar Udara mulai dari penyediaan fasilitas penerbangan sampai dengan jasa penunjang penerbangan dan kebandarudaraan. Proyek tahap II dilaksanakan pada tanggal 10 Pebruari 1998 dan direncanakan selesai  sepenuhnya Juni 2000.
Sumber artikel dan foto : http://baliairport.ngurahrai-airport.co.id//index.php?option=com_content&task=view&id=14&Itemid=96
 Pulau Bali memiliki dua bandara di mana salah satunya adalah Bali Ngurah Rai, yang juga dikenal sebagai Bandar Udara Internasional Denpasar, terletak di selatan Bali, sekitar  13 km dari kota Denpasar. Ini adalah bandara internasional ketiga tersibuk di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno – Hatta – Jakarta dan Bandara Internasional Juanda – Surabaya. Nama bandara ini diambil dari pahlawan Bali I Gusti Ngurah Rai yang berjuang melawan Belanda selama perang revolusi di tahun 1945.
Setiap tahun, Bali Ngurah Rai International Airport melayani lebih dari lima juta penumpang dan memiliki total sekitar 25 maskapai penerbangan yang berbeda, dengan armada dari Indonesia dan Internasional.
Di Bandara Ngurah Rai Bali Internasional memiliki dua terminal, salah satunya adalah terminal Domestik, terletak di bangunan tua dengan hanya 3 pintu, 35 loket check in dan 2 bagasi carousels. Satunya lagi adalah terminal internasional dengan 14 gerbang, di mana delapan pintu gerbang dengan jembatan aero.
Di bawah ini adalah situs Internasional Bali:
  • Luas total terminal 265,60 Ha.
  • Area parkir 38,358 m².
  • Domestik Kedatangan dan Keberangkatan Terminal Area: 9,039 m²
  • Internasional Kedatangan dan Keberangkatan Terminal Area: 28,630 m²
Bandara lain terletak di Kabupaten Buleleng yang bernama Letkol Wisnu, sekitar 3 jam perjalanan dari Kota Denpasar. Hanya pesawat kecil atau penerbangan  yang disewa dapat mendarat di bandara ini. Bandar Udara Letkol Wisnu ini belum berkembang untuk menjadi bandara Internasional atau disediakan dengan layanan internasional seperti bandara Ngurah Rai Internasional karena saat ini masih merupakan pusat pendaratan pesawat Internasional, mungkin di masa depan, bandara ini akan dikembangkan lagi untuk meningkatkan pengunjung di Bali utara

Tidak ada komentar: